“Saya tidak bisa menulis karena saya tidak punya bakat menulis”. Seringkali itu jawaban yang muncul saat ditanyakan kenapa tidak menulis. Biasa terlintas pertanyaan kepada diri sendiri bisakah saya menulis? Dari pemaparan Ustadz Cahyadi Takariawan kami dapatkan bahwa bakat bukanlah modal menulis atau seseorang menjadi penulis tidak bisa mengandalkan bakat walaupun ada pengaruhnya. Bahkan dengan menulis seseorang akan bisa mengenali dan menggali bakat yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Proses memulai menulis adalah seseorang harus memiliki modal menulis kemudian memulai menulis.

A. Modal Menulis

Menurut Naning Pranoto, modal menulis ada 6 (enam) yaitu:

  1. Tekad. Modal utama dalam menulis atau menjadi penulis adalah memiliki tekad.Seseorang bila sudah memiliki tekad maka berbagai macam kesulitan akan dihadapi, semua hal yang menjadi kendala denga mudah akan diemukan solusi
  1. Banyak Membaca. Menjadi penulis produktif harus rajin membaca karena dengan membaca memperkaya modal dalam membuat tulisan. Sumber bacaan bisa dari apa saja, misal koran,majalah, tabloid, artikel-arikel dari blog, website atau portal
  1. Banyak Bergaul. Membuat tulisan bukan dengan duduk berhayal, mengurung diri tetapi penulis harus banyak bergaul, berdiskusi dan ngobrol dengan siapapun, membangun persahabatan agar tulisan lebih realistis, lebih hidup sesuai kenyataan di masyarakat
  1. Belajar Bahasa dan Kosakata. Mempelajari kembali tata bahasa Indonesia seperti menyusun paragraf, tema tulisan dan yang lainnya sebagaimana yang sudah dipelajari sewaktu sekolah sangat bermanfaat dan menjadi modalitas dalam menulis. Demikian juga belajar kosakata-kosakata baru perlu diingkatkan. Ada 3 (tiga) cara belajar kosakata yaitu pertama membuka kamus, misal KBBI membaca kosakata dan mengerti artinya. Kedua, membaca tulisan orang lain atau buku-buku dari penulis terkenal kemudian mengetahui kosakata dan cara menggunakannya dan ketiga menuliskannya. Dengan kosakata-kosakata yang didapatkan dari kamus atau karya tulis orang lain maka selanjutnya adalah menggunakannya dalam tulisan sendiri
  2. Sarana Menulis. Membuat tulisan membutuhkan sarana menulis diantaranya laptop, komputer, gadget, smartphone atau bila belum memiliki bisa dengan cara konvensional yaitu menuliskan pada buku tulis.Dari tulisan dibuku tulis bisa diketikkan ulang pada laptop aau komputer bila memungkinkan.
  1. Punya Tekad Melahirkan Karya Bermutu. Saat menulis tidak hanya sekedar membuat tulisan tetapi juga diiringi tekad membuat atau melahirkan tulisan yang bermutu

Setelah penulis memiliki enam modal dalam menulis maka tahap selanjutnya adalah memulai menulis.

B. Memulai Menulis

Untuk memulai menulis maka harus mengetahui tahapan-tahapannya, yaitu:

  1. Bentuk dan Jenis Tulisan. Bentuk atau jenis tulisan bisa berupa tulisan fiksi atau non fiksi, gabungan fiksi-nonfiksi, cerpen, novel, artikel atau benuk dan jenis tulisan lainnya. Jadi sebelum memulai menulis sudah mengetahui dan memilik betuk atau jenis tulisan yang akan dibuat
  1. Kemanfaatan Bercorak Praktis/Pragmatis. Penulis juga harus megetahu ema dari tulisan yang akan dibuat. Bisa diawali mendapatkan tema baru dipilih bentuk atau jenis tulisan atau sebaliknya ditentukan bentuk atau jenis tulisan baru membuat temanya
  1. Sasaran atau Segmen Pembaca. Dalam menulis juga perlu diketahui sasaran atau segmen pembaca tulisan nantinya. Segmen anak-anak, segmen remaja, segmen wanita atau segmen rumahtangga memiliki jenis dan corak berbeda. Gambaran postur tulisan tentang gaya bahasa, pilihan istilah dan kosa kata, cara penyajiannya  atau kemasannya tentu berbeda-beda
  1. Membuat Kerangka Tulisan atau Outline. Kerangka tulisan atau outline bisa tertulis dan bisa tergambar dalam benak penulis. Yang jelas dalam memulai menulis yang tanpa outline tertulis, tergambar dalam benak bahwa saat ini sedang menuliskan pedahuluan, isi atau bagian-bagian isi atau menulis penutup.
  1. Memulai Menulis. Prinsip menulis setelah ada kerangka tulisan adalah memulai dari yang paling mudah dan tidak harus dimulai dari kerangka yang paling atas. Gunanya adalah menjamin kelancaran menulis dan menjaga ‘mood’, semangat dan motivasi menulis. Bila kita memulai dari yang sulit dan dalam proses menemui kesulitan biasa kita menunda menulis kemungkinan  tulisan tidak selesai.

Sumber : Youtube link https://youtu.be/CIN3Xy3jVuU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *