Di gedung yang megah, kursi kerja digapainya,

Seorang gadis belia, ilmu mekar gelar tersandang,

cahaya cemerlang, amanah insan di depan mata,

Ujianpun datang, terjebak rasa bahwa sang raja adalah uang,


Menggoda jiwa, menghanyutkan diri tanpa belas kasihan.

Namun dalam sanubari, nurani kabur lenyap terhempas,

Uang memang sang penawar kerinduan dan keinginan,

Kuat merayu dengan gemerlap, membutakan mata batin yang ikhlas.


Adab dan akhlak, seperti kain tipis luntur dan pudar temaram,

Tak lagi menghiasi langkah-langkah layaknya pahlawan ,

Gadis itu, terpedaya oleh pesona duniawi yang menawan,

Meninggalkan jejak yang buram di ladang kejujuran.


Si gadis bersikukuh, tak mau mengakui kesalahan,

Demi kehormatan keluarga yang telah membanggakan,

Namun uang telah mengunci hati yang keras dan membutakan,

Sampai tiba waktunya terungkap, memperlihatkan kebenaran.


Orang dan teman sejawat,  mengangkasa penuh harap

Kiranya sang gadis, kembali kepada cahaya,

Tobatlah, agar engkau pulih sebelum malam merayap gelap.

Kembali menjadi diri sejati, memancarkan aura dan manfaat di sekitarnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *