“Jadilah sarjana sekaliber sarjana katalisator yang tidak pernah berhenti mengabdi atas jasa-jasa orang tua. Jadilah sarjana yang surplus skill , ketrampilannya surplus yang gelarnya tidak sekedar aksesoris tetapi memiliki ketrampilan-ketrampilan pendukung untuk bertarung di dalam pasar masyarakat pada era global dan era disrupsi saat ini! era anomali sekarang ini!”, ucapan Prof Hamdan Yuhanis dengan suara berderap berintonasi. Ya, beliau adalah Prof termuda dalam sejarah UIN Makassar dan selain saat ini menjabat Rektor juga Koordinator Kopertais Wilayah VIII sebagai salah satu yang memberikan kata sambutan dalam acara wisuda di salah satu perguruan tinggi di Pare-Pare.

Menjelang tengah hari di lokasi wisuda di lapangan utama yang konturnya lebih tinggi dibandingkan sekitarnya yang seharusnya angin berjembus kencang tetapi kurasakan udara cukup panas sehingga tidak henti-hentinya kukibas-kibaskan lembar undangan mendampingi istri yang menyelesaikan pendidikan magister pendidikan. Acara yang didesain semi tertutup (tenda besar tanpa dinding) agar udara meniup ruangan walaupun tanpa AC tidak sesuai harapan karena memang ribuan orang hadir berkumpul bersama baik wisudawan, panitia dan personil tuan rumah dengan para undangan.

“Sarjana-sarjana yang tidak memiliki skill istilahnya sarjana apologetic, sarjana yang suka berapologi, sarjana yang banyak sekali alasannya, sarjana yang megacerita yang ceritanya jadi no action talk only. Yang suka beralibi atas ketidakhadirnya ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan”, lanjut Prof Hamdan. Rentetan nasehat yang menarik dan sungguh mengena bagi para wisudawan yang mampu mencernanya.

Apologetik atau Katalisator

Apa yang dimaksud apologetik?

Menurut Wikipedia kata apologetika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno apologia yang secara umum berarti “pembelaan” Bentuk kata kerjanya yaitu apologoumai memiliki arti “melakukan suatu pembelaan; berbicara untuk membantah”, baik untuk merespon tuduhan maupun tuntutan dalam sidang pengadilan atau menjawab yang berkaitan dengan keimanan (Kristen) yang dinilai kontroversial.

Berkaitan dengan ketrampilan yang seharusnya dimiliki seorang sarjana maka sarjana apologetik berarti sarjana yang berapologi, yang melakukan pembelaan diri atas ketidakhadiran ketrampilan yang dibutuhkan saat memasuki dunia kerja atau terjun ke masyarakat. Mereka memiliki alasan atau argumen untuk menghindari tugas dan amanah yang seharusnya sudah mampu dilakukan.

Apa yang dimaksud katalisator?

Dalam ilmu kimia, zat yang bersifat sebagai katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tetapi tidak mengalami perubahan dan pengurangan jumlah. KBBI istilah katalisator diartikan seseorang atau sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau mempercepat suatu peristiwa.

Sehingga sesorang atau sarjan sekaliber katalisator dapat digambarkan seseorang yang dalam organisasi atau kelembagaan menjadi penggerak utama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi. Begitu pentingnya peran dan fungsinya maka seorang katalisator dibutuhkan untuk pengelolaan yang sistematis, terencana, dan terpola agar tujuan yang diinginkan organisasi baik di masa sekarang maupun di masa depan dapat tercapai secara optimal. 

Demikian juga pentingnya seorang katalisator dalam sebuah tim. Jika keadaan tidak menjadi lebih baik dengan sendirinya bahkan keadaan bisa mengarah ke keadaan tidak akan bertumbuh, tidak berkembang, dan tidak menjadi pemenang serta kemungkinan kualitas akan merosot, kehilangan fokus, ritme, semangat, kesatuan, dan kemampuan untuk terus berkembang maka dalam situasi demikian sangat dibutuhkan seorang katalisator.

Ciri-Ciri Katalisator
Katalisator adalah seorang penggerak tim sehingga timnya menjadi penuh harapan, percaya diri, gembir dan pada akhirnya takjub. Namun bagaimana karakteristik seorang katalisator? Ada 9 ciri yang sering kali ada dalam diri seorang katalisator :

1. Intiutif
Katalisator merasakan hal-hal yang tidak dirasakan oleh orang lain. Mereka bisa mengenali kelemahan dan peluang yang kemudian membuat strategi dan lompatan intuitif yang mengubah kelemahan menjadi sebuah kelebihan.

2. Komunikatif
Seorang katalisator mengucapkan hal-hal yang tidak dikatakan oleh anggota tim lainnya sehingga timnya bergerak. Di saat yang berbeda, mereka memotivasi dan menyemangati anggota lain dalam tim. Mereka biasanya mengetahui perbedaan ketika seseorang anggota tim membutuhkan dorongan.

3. Bersemangat
Katalisator bersemangat dalam hal apapun yang dilakukan dan ingin membagikan semangat ke rekan-rekan lainnya. Kadang kala semangat untuk mencapai tujuan yang membuat mereka bergairah itu meledak, namun terkontrol.

4. Berbakat
Seorang katalisator mampu melakukan hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain karena bakat mereka sama kuatnya dengan semangat mereka. Jarang ada orang yang menjadi katalisator di luar bidang keahlian dan bakat mereka.

5. Kreatif
Kualitas lain yang sering kali ditemukan dalam diri seorang katalisator adalah kreativitas. Seorang katalisator memikirkan hal – hal yang tidak dipikirkan oleh orang lain. Sementara sebagian besar anggota tim melakukan banyak hal sebagaimana mestinya, para katalisator berpikir dengan cara yang berbeda. Mereka terus – menerus mencari cara-cara baru yang inovatif.

6. Berinisiatif
Seorang Katalisator melakukan hal – hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Selain memiliki pemikiran kreatif, mereka juga disiplin dalam tindakan mereka. Mereka senang ketika bisa mewujudkan banyak hal. Inisiatif ini bisa terjadi dalam bentuk apa pun

7. Bertanggungjawab
Katalisator memikul hal – hal yang tidak dipikul oleh orang lain dengan mengatakan, “Jika hal itu harus diselesaikan, itu tanggungjawab saya.” Bisa jadi itu adalah moto para katalisator. Katalisator bukan konsultan. Mereka tidak sekedar menyarankan sebuah tindakan. Mereka menerima tanggungjawab untuk mewujudkannya.

8. Murah hati
Katalisator memberikan hal – hal yang tidak diberikan oleh orang lain. Tanda sesungguhnya dari orang – orang yang menerima tanggungjawab adalah kesediaan mereka untuk memberi diri dan melakukan sesuatu. Seorang katalisator menunjukkan kualitas itu. Mereka siap menggunakan sumber – sumber daya mereka untuk membuat tim mereka menjadi lebih baik, sekalipun hal itu berarti mengorbankan waktu, uang, atau keuntungan pribadi.

9. Berpengaruh
Katalisator mempu memimpin rekan – rekan satu timnya dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Ketika anggota tim tidak bersedia menghormati siapa pun, mereka akan mengikuti katalisator. Seorang anggota tim yang berbakat namun tidak bisa memimpin bisa tetap menjadi katalisator dalam bidang keahliannya, namun orang yang memiliki kemampuan untuk memimpin akan memiliki pengaruh yang jauh melampaui tim itu sendiri.

Pilih mana sebagai katalisator atau apologetik?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *