Seseorang yang menulis dengan melibatkan emosi, maka akan mengena dan masuk ke hati pembaca sehingga tersampaikan apa yang diinginkan penulis. Menulis dengan emosi bukan sekedar membuat deretan kata-kata, kalimat dan paragraf tetapi saat menulis menghadirkan emosi seperti perasaan gembira, terharu, sedih atau menderita sehingga saat penulis membuat tulisan sambil gembira, bersemangat maka pembaca merasakan juga kegembiraan dan semangat yang dihadirkan. Sebaliknya saat penulis menulis menghadirkan perasaan sedih maka pembaca juga ikut merasakan kesedihan.
Beberapa cara untuk berlatih menulis dengan melibatkan emosi, antara lain:
- Menggali pengalaman hidup diri sendiri, membangkitkan lagi ingatan dan memori baik yang menggembirakan atau menyedihkan diresapi kembali dan tuangkan dalam bentuk tulisan. Detailkan rasa yang mengalir apakah rasa gembira, terharu, sedih atau menderita dengan sepenuh hati. Bisa juga menuliskan pengalaman hidup orang lain dengan menghadirkan emosi.
- Berempati atau merasakan apa yang dirasakan orang lain, misal sakit, terkena musibah baik dengan mengamati atau berinteraksi secara langsung kemudian tuangkan dalam bentuk tulisan
- Menuliskan pesan yang membangkitkan emosi, memotivasi bahkan bisa menggerakkan orang lain melalui pilihan kata, pemakaian tandabaca dari melihat suatu peristiwa atau membaca surat/berita.
Membuat tulisan yang melibatkan emosi tidak hanya bisa dilakukan orang dewasa tetapi seorang anakpun saat menulis dengan sepenuh perasaannya maka akan bisa mengetuk hati, mencerahkan dan menggerakkan pembaca dari kalangan orang tua
Hendaknya kita menulis dengan ketajaman dan kecerdasan emosi. Seseorang yang dapat mengendalikan emosi dengan baik maka dapat menyampaikan pesan melalui tulisannya dengan baik sehingga mencerahkan dan bermanfaaat bagi orang lain. Jadi menulislah dengan hati dan perbaiki tulisan dengan pikiran
Sumber : Ida Nurlaila link https://www.youtube.com/watch?v=SPA0end9Bho