Realistis – Idealis

Berjalan santai sembari mengikuti jalur berkelok-kelok Pak Aksa menjalankan kendaraannya disela-sela pegunungan nan asri di Kabupaten Pendakian . Sepanjang perjalanan tampak warna hijau membentang apalagi saat ini musim penghujan. Efek badai La Nina di samudera Pasifik yang membawa cukup banyak curah hujan sehingga rumput dan tumbuhan subur tetapi di beberapa tempat tebing longsor sehingga mengakibatkan jalanan berlumpur. Pak Aksa adalah seorang guru SMA Bina Insani di Kabupaten Pendakian denga status diperbantukan. Sekitar 20 tahun lebih Pak Aksa mengabdikan dirinya mengajar dan mendidik para siswa. Pagi itu Pak Aksa ijin tidak ke sekolah untuk mengantar Ibu Kaina, istrinya mengikuti ujian proposal penelitian pascasarjana di Universitas Manarul Ilmi dan sesuai jadwal ujian proposal dilaksanakan sebelum sholat dhuhur. Kampus Manarul Ilmi berjarak sekitar 2 jam perjalanan normal sehingga diperkirakan sampai di kampus masih ada kesempatan beristirahat sejenak sebelum ujian. Sebelum Ibu Kaina memulai kuliah tahun 2019, Pak Aksa sudah menyelesaikan pendidikan pascasarjana 4 tahun sebelumnya.

Pak Aksa bekerja sebagai guru yang penuh semangat dan termotivasi menjadi guru yang profesional sehingga Pak Aksa giat belajar dan berkreasi di kesehariannya. “Karena niatku untuk mencari ilmu karenanya tidak ada masalah jurusan yang diikuti tidak linier dengan ijazah sarjana. Alhamdulillah, aku sudah mendapatkan ilmu dan hikmahnya”. jawaban unik Pak Aksa yang enggan memakai gelarnya. Sebuah jawaban yang mungkin aneh karena bagi sebagian orang menuliskan gelar di belakang nama sebuah prestise dan kebanggan . Bahkan ada orang yang akan tersinggung apabila tidak lengkap atau tertinggal penulisan disamping namanya. Sekali pernah terlontar pernyataan bahwa Pak Aksan juga tidak akan memanfaatkan ijazah untuk penyesuaian kepangkatannya karena tidak menginginkan ada jalan rezki yang mungkin tidak aman setelah mengetahui sistem pendidikan yang pernah dilaluinya. Pak Aksa memiliki karakter pemikir, serius dengan sesekali bercanda dan sepertinya cenderung idealis.

Ibu Kaina, istri Pak Aksa bekerja di salah satu kantor kementerian di Kabupaten Pendakian kembali melanjutkan kuliah juga berniat untuk menambah ilmu, terlebih ada beberapa teman pegawai sekantor juga mendaftar pada jurusan yang sama.Pada awal perkuliah beberapa bulan berjalan dilaksanakan di kampus Universitas Manarul Ilmi kemudian pada masa pendemi perkuliahan dilaksaakan secara daring. Mulai beberapa bulan yang lalu Ibu Kaina menyusun proposal, proses pembimbingan dan tahap berikutnya mempresentasikannya dihadapan para pembimbing dan mahasiswa lainnya.

Bekerja sebagai seorang pegawai PNS dimana keseharian berjibaku dengan pengelolaan data dan menjadi pekerjaan rumah ketika perminaan data penting mendesak kemudian memiliki tugas melekat sebagai ibu rumah tangga maka dengan mengikuti kuliah beban semakin bertambah. ” Bekerja sambil kuliah itu dik adalah sebuah pilihan”, ucap Pak Aksa. “Kalau sudah menentukan pilihan kita harus siap dengan segala konskuensinya. Harus belajar tekun memanfaatkan waktu tersisa diluar jam kerja mempelajari materi kuliah, mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas kuliah”, tambah Pak Aksa . ” Harus dipupuk rasa percaya diri mampu mandiri menyelesaikan tugas perkuliahan. Ini adalah ladang perjuangan yang butuh ketekunan dan kedisiplinan”, ucapan motivasi Pak Aksa kepada istrinya.

Faktanya kebanyakan orang yang bekerja sambil kuliah walaupun motivasinya tinggi tetapi seringkali tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru yang dibutuhkan dalam perkuliaha dan kadangkala tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas perkulihannya. Penyebabnya adalah tenaga dan fikiran sudah tersita di pekerjaan kantor dan melaksanaka tugas melekat ibu di rumah tangga sehingga kurang tepat dalam mengatur waktu sehingga mereka berkompromi dengan keadaan. Ibu Kaina tidak sendirian, karena sesorang bekerja sambil kuliah adalah sesuatu hal umum dilakukan dari dahulu. Lantas bagaimana mereka yang bekerja sekaligus kuliah berusaha menyelesaikan tugas-tugas, atau penelitiannya? Lebih berat lagi bila obyek penelitian ibuat tanpa persiapan yang matang sehingga jusru keluar dari wilayah kompetensi yang dikuasai. Waktu terus berjalan, tugas-tugas harus semua diselesaikan sementara kemampuan diri dan kesempatan sudah ditakar, mereka harus melihat kenyataan tidak mungkin terselesaikan dengan kondisi yang ada dan kesempatan yang tersisa. Mereka realistis!! Sehingga solusinya adalah mereka bersimbiosis muatualisme dengan seseorang yang memiliki kesempatan, kompetensi dan ketrampilan untk membantu tugas-tugasnya.

Melihat fenomena diatas, sebagian orang menyelesaikan dengan pendekatan realistis dan sebagian yang lain mengutamakan sisi idealis. Bagi orang yang realistis tentu tidak memaksakan suatu keadaan sebagaimana standar atau pola yang dilakukan seorang idealis. Menurut Bahai Teachings, realistis adalah sesorang yang memiliki pemahaman yang baik tentang suatu situasi dan memahami apa yang akan di dapat dan tidak dapat dilakukan. Seorang relalistis mengukur dirinya dan menilai tidak mampu menyelesaikan karena kesempatan atau kompetensi yang dibutuhkan belum dimiliki maka solusinya adalah bekerjasama dengan pihak lain yang dapat membantu menyelesaikan tugas-ugas individunya. Tentu tidak semua diserahkan sepenuhnya kepada pihak lain tetapi terbatas pada bagian-bagian tertentu yang tidak dikuasai utamanya menyangkut ketrampilan spesifik. Orang realistis juga berurusan dengan fakta kehidupan nyata yang segala sesuatu tidak tetap melainkan tumbuh dan berubah terus, Cara memandang situasi juga cenderung lebih pragmatis yaitu bergantung kepentingan dan tujuan praktis. Biasanya faham realistis tidak memaksanakan kehendak dan lebih fleksibel sehingga orang gampang untuk memahaminya.

Sedangkan orang idealis, menurut Harvard Business Review adalah ketika membayangkan dan melihat sesuatu dengan cara yang ideal atau sempurna. Orang yang idealis hidup dan cara pandangnya menuruti patokan yang dianggap benar dalam menyelesaikan tugas-tugasya atau dalam mencapai tujuan hidup. Mereka cenderung memiliki kepercayaan diri dan bersikap optimis sehingga mandiri dalam menyelesaikan tugas kewajibannya, Kekuatan orang idealis adalah memiliki motivasi belajar apa yang tidak diketahuinya yang berkaitan dengan tugas kewajiban sampai semua bisa diselesaikan. Dan seorang idealis berjuang, tekun dan kukuh degan prinsip yang dianggapnya benar.

Seseorang akan bertindak realistis atau idealis sangat dipengaruhi mindset dan prinsip-prinsip hidup yang dijalankan, fakor pengetahuan dan pengalaman juga menentukan. Semua orang tentu menginginkan kesuksesan dan kebahagiaan. Cara mencari kesusksesan dan kebahagiaan tentu berbeda antara orang yang realisis-pragmatis dengan orang idealis. Ada yang mencari kebahagiaan dengan harta, prestasi, atau ilusi. Orang berfaham realistis dan idealis berpeluang untuk sukses. Orang berfaham realistis dan idealis juga dapa merasakan kebahagiaan. Ada yang mencari kebahagiaan dengan mengeluarkan banyak biaya, waktu dan tenaga tetapi ada juga yang mencarinya dari hal yang remeh temeh dan sederhana. Salah satu perilaku yang sebagian orang ambil untuk mencari kebahagiaan adalah bersikap idealis. Seseorang yang dalam keseharian bertindak idealis, biasanya dengan tindakannya tersebut tidak berharap mendatangkan materi atau kekayaan, juga tidak menginginkan popularitas, pujian dan sanjungan, tetapi seorang idealis bertindak karena menginginkan rasa kebahagiaan. Apalagi idealismenya adalah dalam kerangka kebenaran dan keadilan. Jadi rasa bahagia melekat permanen dengan idealismenya. Orang realisme juga bahagia dengan capaiannya, tetapi pada level yang berbeda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *